Minggu, 12 Juli 2020

HATI YANG GIGIH


Tirulah mereka ulama yang sukses bukan memandang karena mereka sukses melainkan betapa susah jerih payahnya berusaha.

ayo mondok pesantrenku keren
Kalau alasanmu berhenti belajar karena sulit memahami pelajaran, maka ingatlah kisah Syaikhur Rois Ibnu Sina. Beliau membaca kitab "ma ba'da thobiah" milik Aristoteles sebanyak 40 kali, hingga hafal lafadznya tapi tak satu permasalahan pun yang beliau pahami, bahkan beliau tidak paham apa tujuan penulis menulis buku itu hampir putus asa. Lalu ketika beliau berjalan ke toko buku bekas, ditawari buku karangan imam Al-Farabi, awalnya sinis, merasa ilmu yang dibaca tidak ada manfaatnya, tapi karena buku tersebut itu murah, hanya 3 dirham, akhirnya beliau beli. Ketika beliau membaca buku itu, tiba-tiba kerumitan buku Aristoteles terbuka, beliau akhirnya paham, dan menjadi imam dalam ilmu filsafat.

Di tarik hikmah cerita diatas bahwa kita tidak tahu kapan Allah swt membuka kepahaman, tapi lebih dekat kepada orang yang berusaha.

Al-Farabi yang bukunya membukakan pemahaman pada imam Ibnu Sina lebih dasyat lagi, membaca kitab nafs-nya Aristoteles sebanyak 200 kali, kitab "assama' at-thobii " 40 kali. Pantas saja beliau mampu menyederhanakan kitab "ma wara thobiyah", buku-buku Aristoteles sudah mendarah daging bagi beliau. Beliau pandai 70 bahasa asing ( shafahat min sabril ulama ).

Ketika kau ingin berhenti belajar karena keterbatasan ekonomi, maka ingatlah kisah Syaikhul Islam Zakaria al-anshori. Yang pergi ke Al-Azhar Mesir tanpa kenal siapa pun, beliau sering sekali ketika lapar saat malam hari, keluar masjid, mengumpulkan kulit semangka yang dibuang didekat kolam wudhu', dibersihkan lalu dimakan. Berkat kesabaran ini beliau menjadi mujadid, berjuluk Syaikhul Islam. ( Thobaqot Al kubro, imam Sya'roni )

Kalau kau ingin berhenti belajar karena disuruh orang tua untuk bekerja, maka ingatlah kisahnya Syaikh Hasan Al-atthar. Beliau secara diam-diam memanfaatkan waktu luang kabur dari warung ayahnya untuk menghafal dan belajar di Al Azhar. Setelah kepergok oleh ayahnya, ternyata al-atthar kecil sudah hafal Alquran, melihat keadaan demikian ayahnya pun terharu lalu mati-matian membiayai Al-atthar belajar di Al Azhar. Hingga jadilah Syaikhul Azhar, yang mana karanganya sering dijadikan rujukan. Hingga menjadi perumpamaan permasalahan yang sangat sulit, " bahkan Syaikh Hasan Al-atthar tidak bisa memecahkannya, " karena ketajaman pemikirannya.

Ketika kau ingin berhenti belajar karena yatim piatu, ingatlah Syaikh Ahmad zarruq, yang hidup sejak kecil dibawah didikan neneknya. Neneknya mengajarkan iman tauhid dan tawakal dengan cara unik. Beliau menyiapkan makanan, lalu diletakkan dipojok rumah. Ketika beliau datang si nenek bilang ; " aku tak punya apa-apa, berdoalah, rejeki semuanya ada pada perbendaharaan Allah." Maka Sheikh Ahmad zarruq kecil pun berdoa, selesai berdoa neneknya berkata : " lihatlah dipojok tiang rumah, siapa tahu ada makanan, rejeki itu tersembunyi, kita berusaha mencarinya". Ketika zarruq kecil menemukan makanannya beliau sangat senang dan bertambah keyakinannya kepada Allah.

Kalau alasanmu berhenti belajar karena belum dikaruniai pasangan, maka ingatlah Imam Nawawi, imam atthobari, al-qifti, Syaikh Ibnu Taimiyah, imam asy-syairozi, dan banyak lagi. Mereka mampu menjadi imam meski tidak ada yang mendampingi. Ternyata lebih banyak contoh ulama yang menjomblo dari pada alasan-alasan yang lain. Hehe..

Jadi tak ada alasan untuk berhenti mencari ilmu sesulit apapun cuma dengan modal usaha dan sabar pasti akan memetik buahnya.
Ayo !!! Santri yang belum berangkat supaya berangkat , terutama santri At-tauhidiyah baik santri putri/putra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cahaya yang kau lewatkan

  Andai saja aku biarkan mata ini terjaga agar bisa menyambutmu kedatanganmu, apakah hal tersebut akan menjadi suatu kebahagiaan untukmu? Te...